Pelajaran penting
Dulu kata mama jangan sering main di luar tanpa baju. Katanya bisa masuk angin. Pech! Gak percaya. Nito dulu dengan liarnya main kejar-kejaran di jalan tanpa baju. Nggak masuk angin tuh. Bahkan pas ujan deras, mama lagi-lagi teriak: jangan main ujan! Nito malah asik mancur sambil bawa sabun. Alasannya kalau main ujan kan nggak boleh. Kalau mandi? so pasti boleh. -dari kecil emang Nito udah punya bakat untuk mikir pemecahan masalah- Jadilah anak kecil mandi ujan lengkap dengan sabun. Ruasanya seuguarrrr....en no sakitmo...
Tapi itu dulu.
Kini di Belanda, walau udah diingetin jangan keluar rumah cuma modal kaos tipis pas winter-ini bukan mama lagi yang ingetin, tapi kayaknya semua orang-, Nito tetap nekad. Maklum jendela udah kotor dan kudu dibersihin. Lalu cuma dengan celana tipis dan kaos lengan panjang tipis Nito bertarung melawan laba-laba dan kotoran lain yang nempel di kaca. Suhu di luar 7 derajat Celcius. Cukup hangat untuk ukuran Januari di Belanda.
Hasilnya, tiga hari kemudian, jendela kotor lagi dipenuhi debu bawaan angin Noordzee plus demam tinggi. Ini untuk pertama kalinya Nito sakit berat di Belanda. Pekan pertama kelihatannya sok percaya diri gituh. Masuk kantor walau batuk bau reak plus ingus 24 jam keluar terus. Tapi gagah.
"Sakit gitu kok masuk?" tanya kolega.
"Kalau yang ginian nggak masalah buat gue!" jawab Nito dengan senyum tersungging koboi.
Besoknya sama dokter disuruh uitzieken alias istirahat tempat tidur. Awal pekan ini Nito tergolek lemas di tempat tidur. Dua hari nggak masuk kantor. Kepala pusing, ingus campur darah terus keluar dari idung, dada sakitnya bukan main, yang paling parah ilang nafsu makan dan nafsu-nafsu lainnya.
Tapi yang paling sedih, nih sakit ternyata menular ke Nita. Dia jadi ikutan flu. Moga-moga babietje aman di perut sana ya. Tak perlu ketularan tokh!
Makanya dengar-dengaran kata orang lain. Uhuk uhuk...(nito batuk kecil)