Happy Nieuw Tahun
Seperti biasa, hmm, seperti biasa? ya karena setiap tahun tokh kita memestakan pergantian tahu. Jadi betul. Seperti biasa.
Ya seperti biasanya. Tahun baru dirayakan dengan gempita. Kembang api meluncur ke udara, saking banyaknya, hawa jadi berbau mesiu, kayu bakar, tercium harum api. Di Belanda perayaan nggak begitu puas. Lantaran kabut pekat menutupi kota di mana Nita Nito Dania melewatkan pergantian tahun. Jadi kembang api itu tak terlihat indah. Kalah sama kabut.
Tapi pergantian tahun tetap meriah.
Hanya paginya, seperti biasa, berita tidak serta merta menyajikan sesuatu yang baik. Bukankah memasuki tahun baru, orang berharap yang baik akan datang, kehidupan menjadi lebih bagus.
Nyatanya tidak.
Berita pertama di Tahun Baru 2008 adalah bentrokan akibat perayaan itu sendiri. Berita kedua soal pembantaian di Kenya. Seperti biasa di Afrika: berdarah-darah. Setelah itu musibah banjir dan tanah longsor di Indonesia.
Dunia nampaknya cuek. Yah namanya juga "seperti biasa" jadinya kekerasan juga biasa menyambut tahun baru.
So much for a new year.
Apalah. Kami tetap bahagia merayakan pergantian tahun. Bukan tahunnya, tapi pergantian hari, pergantian detik. Bersyukur senantiasa, walau dunia tidak baru dengan tahun yang baru.
Selamat New Jaar 2008.