maandag 19 maart 2007

Dari Brussel

IMG_0846

Nita dan Nito baru pulang dari Brussel. Nggak punya oleh-oleh selain tidur. Padahal selama di Brussel, kayaknya, kita cukup tidur. Tapi entah setelah pulang rasanya badan begitu lelah dan ingin tidur.

IMG_0882

Jalan-jalan di Brussel tidak dirancang untuk aktif. Jadi maunya santai. Maklum Nita lagi hamil, dan sekarang sudah tujuh bulan. Perutnya makin besar, kadang-kadang keras pula.

Breakfast at hotel

Kita ke Grand Place, alun-alun utama Brussel, kemudian keliling-keliling lihat bangunan tua dan cari makan makanan laut. Harus diakui makanan lautnya mahal banget.

IMG_0837

vrijdag 9 maart 2007

Elang

Ahad lalu, pulang dari gereja, di jalan raya cepat A6, mata Nito terpaku kepada sebuah benda yang melayang di atas langit.

It's a bird not superman!

Nito melihat elang terbang melayang. Sayapnya merentang menantang angin. Walau lama tinggal di Indonesia, Nito tak pernah melihat elang, kecuali di kebun binatang(atau kebon binatang ya? soalnya singkatannya kan bonbin bukan bunbin).

Tapi di Belanda sini, Nito menatap elang tengah melayang tinggi. Entah apa yang ada di benak sang Elang. Yang pasti ketika mobil melaju memasuki daerah tempat tinggal kami di Almere Buiten, sang Elang malah berputar-putar di atas.

Ya di atas mobil kami.

Lalu terpikirlah memberi nama depan anak kami dengan: Elang. Entah itu nanti perempuan atau lelaki, nama depan anak kami, kelihatannya, adalah: Elang.

Si Nita juga suka dengan nama itu.

Kemarin ketika pulang kantor, saat hati tengah gundah(sebenarnya jengkel dengan urusan kantor) mata Nito kembali menatap sang Elang yang tengah melintas.

Kata orang ini pertanda. Yah mungkin anak kami akan bermental elang.

Elang selalu menantang angin dan badai. Baginya kedua hal itu sebuah ritme kehidupan yang asyik yang harus ada. Tanpanya hidup itu sepi. Elang selalu menatap dunia ini secara holisitik, tapi membidik secara presisi. Elang suka terbang ke arah cahaya matahari. Baginya cahaya itu tidak menyialukan, namun sebagai sumber kekuatan.

Wow.



Belakangan Nita dan Nito tahu dari berita bahwa ada sepasang elang laut yang membangun sarang di hutan dekat rumah kami. Mereka sedang berupaya menelurkan keturunan dan menanti kelahiran sang anak. Seperti kami.

Gambar: Tangkapan webcam atas si Elang laut dan sarang di hutan Oostvaardersplassen.

maandag 5 maart 2007

Sudah kembali


Gambar di atas: waktu dipijit di Bandara Changi, Singapura. Mengisi waktu menanti pesawat ke Amsterdam.

Walau cuma seminggu tugas di Indonesia-meninggalkan Belanda-, rasanya tetap aneh saat menginjak kembali tanah negeri Kincir Angin ini. Pertama baunya. Ya bau kopi langsung menerpa hidung begitu tubuh berjalan di terminal kedatangan Schiphol. Yang kedua adalah suasana sepi. Tidak ada suara klakson, teriakan orang, atau suara-suara lain yang biasanya membahana di kota-kota Indonesia. Yang ketiga adalah udara. Harus diakui kalau mendarat di kota besar Indonesia, hidung biasanya mengernyit. Tak sampai dua jam langsung banyak upil. Kalau di Belanda udara terasa bersih dan segar. Jangan tanya kenapa.

Belanda lebih baik dari Indonesia?

Nggak juga. Masing-masing punya keunggulan dan kekurangannya. Nito senang di Belanda karena memang segala sesuatu kelihatan rapih ditata. Tapi itu juga yang kadang membuat bosan. Di Indonesia yang namanya keteraturan itu masih jauh. Menjengkelkan. Tapi itu juga yang kadang membuat asyik.

Namun Nito lebih suka tinggal di Belanda, sejujurnya. Karena di sini ada Nita dan Schatteboll. Apalagi Nita baru buat kue bolu sebagai tanda dedikasi cintanya.