Sudah kembali
Gambar di atas: waktu dipijit di Bandara Changi, Singapura. Mengisi waktu menanti pesawat ke Amsterdam.
Walau cuma seminggu tugas di Indonesia-meninggalkan Belanda-, rasanya tetap aneh saat menginjak kembali tanah negeri Kincir Angin ini. Pertama baunya. Ya bau kopi langsung menerpa hidung begitu tubuh berjalan di terminal kedatangan Schiphol. Yang kedua adalah suasana sepi. Tidak ada suara klakson, teriakan orang, atau suara-suara lain yang biasanya membahana di kota-kota Indonesia. Yang ketiga adalah udara. Harus diakui kalau mendarat di kota besar Indonesia, hidung biasanya mengernyit. Tak sampai dua jam langsung banyak upil. Kalau di Belanda udara terasa bersih dan segar. Jangan tanya kenapa.
Belanda lebih baik dari Indonesia?
Nggak juga. Masing-masing punya keunggulan dan kekurangannya. Nito senang di Belanda karena memang segala sesuatu kelihatan rapih ditata. Tapi itu juga yang kadang membuat bosan. Di Indonesia yang namanya keteraturan itu masih jauh. Menjengkelkan. Tapi itu juga yang kadang membuat asyik.
Namun Nito lebih suka tinggal di Belanda, sejujurnya. Karena di sini ada Nita dan Schatteboll. Apalagi Nita baru buat kue bolu sebagai tanda dedikasi cintanya.