Lanjut..
Oke sampai mana tadi ya..
Hmm Dania bobo di luar.
Oiya, berhubung Crete Island itu lumayan gede, tapi nggak segede Jawa Barat, mungkin sama besar dengan Belanda, kami memilih kota Chania, atau Hania. Sebuah kota tua Venesia. Lho itu bukan di Italia? Ya Papi tahu. Banyak yang nyangka gitu. Tapi rupaya Venesia itu dulunya juga ada di Yunani. Bangunannya banyak yang tua, tapi cenderung kayak rumah reyot gitu deh.
Nah kami nggak tinggal di kota itu. Tapi sekitar 7 kilometer dari situ. Mmm mungkin lebih..sekitar 12 kilo deh. Singkatnya kami memilih hotel tepi pantai Agii Apostoli. Selidik punya selidik lewat Trip Advisor, pilihan Papi jatuh pada hotel Ammos. Kenapa?
Karena ini hotel skala kecil, biasanya lebih friendly, family run hotel category -walaupun belum tentu dijalankan ama keluarganya-, dan arsitekturnya minimalis. Cocok deh.
I know. Dari foto kok kesannya minimal banget yah kamarnya. Tapi percaya deh, desain mereka minimalis dan sangat bersahabat dengan anak kecil. Nggak banyak colokan listrik serta ada dapur kecil. Jadi bisa masak rendang sapi.
Letaknya menjadi dorongan utama kenapa Papi memilih hotel ini: tepi pantai, dekat jalan raya tapi tetap sepi. Malam hari kami bisa mendengar dengan jelas suara ombak. Mami jadi makin mesra mendengar suara-suara kayak gitu. Kecuali saat Dania merengek.
Kamar kami dipilihkan depan kolam renang dan lompat-lompat sedikit udah tiba di pantai.
Dania entah kenapa juga nggak suka ama laut. Dia nangis pas kena ombak. Mungkin karena Papinya gendut ya. Lho...?
Setelah puas di Crete, kami balik ke Athena -kali ini pake pesawat- kemudian nginap semalam di sana dan akhirnya pulang Belanda. Kesimpulan kami dalam liburan bersama Dania adalah: Dania Ealang Prajuni lebih suka di Almere...